diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ISBD yang di bimbing oleh Drs. Ana Maulana M.Pd

Selasa, 14 Juni 2011

MENGAPA ADA CITY OF THE LEAVING DEAD?

Sebuah wilayah yang dikatakan kota pasti memilki perkembangan ipteks yang maju, tetapi bagaimanapun itu bukanlah suatu hal yang tiba - tiba terjadi sebab perkembangan ipteks mahluk hidup tidak ada yang abadi, suatu saat ipteks dapat dikatakan mati atau menjadi sejarah dari oarang – orang yang telah berjasa mengembangkan sumber ilmu tersebut dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa peradaban manusia atau ipteks dari zaman ke zaman tidak ada yang sama dan bahkan bisa menjadi sejarah yang hanya bisa diceritakan tanpa adanya bukti.

PERADABAN MERUPAKAN WUJUD KEBUDAYAAN SEBAGAI HASIL KREATIFITAS MANUSIA??


Iya, oleh sebab itu baik atau tidaknya adab manusia atau peradaban manusia itu tergantung manusianya itu sendiri, perdaban dikatakan kemajuan jika perkembangan SDM nya maju dan berfikir sesuai dengan aturan moral dan ketuhanan yang ada, apa yang mereka jadikan panutan jika sesuatu itu benar makan SDM atau perdaban yang dihasilakanpun akan maju dan sebaliknya.

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERADAB DAN MASYARAKAT ADAB DALAM PERKEMBANGANNYA BISA JATUH DALAM PERILAKU KEBIADABAN??

Ya karena kehidupan manusia itu beraneka ragam, jikalau semuanya beradab maka tidak ada tantangannya bagi setiap orang, kembali lagi pada hakikat kita sebagai manusia bahwa tugas kita adalah beribadah dan yang namanya ibadah pasti mempunyai tantangan tersendiri. Dalam hal pengembangnyan ipteks ini, pastinya terjadi persaingan antar manusia sebab masing - masing hasil pemikiran atau hasil karyanya ingin mendapatkan apresiasi dan pengakuan oranglain, sedangkan kita ketahui sendiri bahwa tidak semua sumber ilmu yang bertujuan baik dapat berefek baik, malahan ada saja yang menyalah gunakannya sehingga menghasilkan orang orang yang tak beradab.

BAGAIMANA SEHARUSNYA KEDUDUKAN IPTEK DALAM KEHIDUPAN MANUSIA????

Manusia sebagai subjek sekaligus objek dari suatu IPTEK, dengan adanya kemajuan ilmu manusia dapat menciptakan perlengkapan yang canggih untuk memenuhi kebutuhan dan berbagai kegiatan sehingga dalam kegiatan kehidupannya tersedia berbagai kemudahan.
Dalam perkembangan teknologi dapat menghasilkan kemakmuran bagi masyarakat, sifat ketidak puasan manusia mendorong kemajuan teknologi yang digunakan manusia untuk mempermudah kehidupan manusia. Kedudukan IPTEKpun dalam kehidupan manusia harus SEIMBANG agar tidak keluar dari norma-norma yang berlaku dimasyarakat dan tidak terjadi perselisihan, konflik dll.

BAGAIMANA BILA IPTEK TANPA DILANDASI DENGANNILAI-NILAI ETIS DAN RELIGIUS?


Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah hasil karya cipta manusia. Setiap manusia memiliki kecenderungan untuk selalu mengembangkan segala potensi yang dimilikinya, disadari atau tidak oleh manusia, hasrat dan keinginan untuk selalu mengembangkan potensi yang dimiliki cenderung menghalalkan segala cara.
Guna meredam kecenderungan kepada hal yang tidak baik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perlu adanya benteng-benteng kokoh yang terbuat dari nilai-nilai etis dan religious.
Jika suatu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dibarengi oleh penggunaan nilai-nilai etis dan religius maka, manusia akan lupa diri sehingga seolah-olah kekuatan dan kemampuan adalah milik manusia, padahal sesungguhnya segala kekuatan adalah hanya milik Allah Tuhan Yang Maha kuasa.
Dapat saya simpulkan bahwa, agar terciptanya IPTEKS yang harmonis maka kemajuan IPTEKS itu perlu didampingi oleh Nilai-nilai etis dan agama.

Pertemuan ke - 9

MANUSIA DAN PERADABAN

Peradaban adalah kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu pada suatu masyarakat, yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi, dan spiritual
Manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugrahi harkat martabat, serta potensi kemanusiaan yang tinggi.
Dalam perkembangannya manusia bisa jatuh dalam perilaku kebiadaban karena tidak mampu menyeimbangkan atau mengendalikan cifta, rasa dan karsa yang dimilikinya. Seperti halnya sebagai berikut:

a. Tidak adanya Rasa memiliki yang berkaitan erat dengan kebudayaan
Kebudayaan hakikatnya adalah hasil cifta, karsa dan rasa manusia
 Kemampuan cifta (aqal, yaitu manusia menghasilkan ilmu pengetahuanl
 Kemampuan rasa manusia melalui alat-alat inderanya menghasilkan berbagai barang,seni dan bentuk-bentuk kesenianl
 Kemampuan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan danl kebahagiaan sehingga menghasilkan berbagai aktivitas hidup manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

b. Tidak seimbangnya hasil kebudayaan manusia yang menghasilkan peradaban
Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh:
 Kemajuan teknologi, menjadikan bangsa itu dianggap lebih maju dari bangsa-bangsa lain pada zamannya.l
 Ilmu pengetahuan,l
 Tingkat pendidikan, bangsa yang berada dalam perilaku kebiadabanl karena tidak mampu menyeimbangkan atau mengendalikan cifta, rasa dan karsa yang dimilikinya dab adalah bangsa yang terdidik

c. Hilangnya wujud peradaban awal
1. Nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesulitan
2. Norma, aturan-aturan atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukkan sesuatu benar atau salah, baik atau buruk
3. Etika, nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi pegangan dalam mengatur tingkah laku manusia atau etiket yaitu sopan santun.
4. Estetika, berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan, mencakup kesatuan (unity), keselarasan (balance) dan kebalikan (contras)

Pertemuan ke - 8


MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK POLITIK DAN EKONOMI 

• Manusia Sebagai Makhluk Politik
Dalam pandangan Aristoteles, politik adalah kenyataan tak terelakkan dari kehidupan manusia. Kenyataan ini terlihat dari berbagai aktivitas manusia, misalnya, ketika manusia berusaha menduduki suatu jabatan tertentu, seseorang mencoba meraih kesejahteraan bagi dirinya atau golongannya dengan berbagai sumber daya yang ada, atau juga seseorang atau institusi yang berusaha memengaruhi seorang yang lain atau institusi lain. Beberapa contoh tersebut adalah kenyataan politik dalam pemahaman seluas-luasnya.

Politik dalam pengertian yang ideal berusaha memanifestasikan nilai-nilai luhur yang ada dalam masyarakat. Pandangan ideal ini secara logik berangkat dari logika berpikir sederhana dengan dikotomi hitam-putih; benar-salah. Aktivis politik yang berusaha mencapai impian menciptakan tatanan masyarakat yang baik akan menempuh jalan atau cara yang menurut kategorinya baik. Namun dalam riil politik, logika berpikir demikian sungguh kenyataan yang sukar untuk diterapkan. Ini disebabkan realitas yang terjadi di masyarakat yang sangat kompleks. Selain kita yang punya paramater tertentu tentang kebaikan, pihak lain juga memiliki hal yang sama. Alih-alih parameter itu sama, malah yang sering ada adalah perbedaan. Perbedaan ini dalam kapasitas yang lebih jauh akan sangat berpengaruh pada pola kepentingan yang berkembang. Keanekaragaman kepentingan pada tahap tertentu menimbulkan konflik nyata yang tidak terhindarkan. Kepentingan yang menimbulkan konflik menjadi dasar tindakan yang kadangkala membenarkan segala cara.

Pada realitasnya kekuasaan adalah hanya salah satu aspek nilai yang terdapat dalam politik. Dalam politik sendiri terdapat nilai-nilai lain, antara lain, kekayaan, pendidikan, kesehatan, keahlian, penghormatan, penghargaan, afeksi, dan kebajikan. Dengan melihat sisi lain nilai intrinsik yang terdapat dalam politik inilah etika, fatsun dan moralitas politik perlu ditegakkan. Manusia tidak mungkin menghindari kegiatan sosial dan politik. "Sebab manusia diciptakan Allah sebagai makhluk sosial dan politik," kata Ketua DPW PPP A Thoyfoer MC ketika membuka pendidikan pekerja politik (Dikpol) angkatan kedua yang diprakarsai DPC PPP Rembang, kemarin.